Libur! Asik asik! Teman-teman yang udah jadi mahasiswa pasti lagi nikmatin libur panjang sekarang. Setelah kurang lebih empat bulan terkurung dalam jalur yang sama—rumah-kampus-rumah lagi-kampus lagi—dengan bangga aku bernyanyi ‘Libur tlah tiba, libur tlah tiba. Hore…hore…hore.’ Ih, asik banget! Akhirnya perjuanganku berakhir sementara. Jatuh di awal semester, bangkit di pertengahan, dan jatuh lagi di akhir (gara-gara kepikiran liburan mulu, hehe) tapi hasilnya lumayanlah. Aku harus bangga dengan IP 3,76! Walaupun bukan yang terbaik, tapi itu adalah usahaku yang terbaik! Otak dan tubuhku sudah bekerja keras. Sudah untung aku tidak jatuh sakit setelah semesteran.
Oleh karena itu, mari mengingat sejenak kilas balik perjuangan yang telah kulakukan selama semester ini.
1. Jadi manusia titisan kalong! Tiap malam mesti melek sendirian ngerjain logbook atau baca kitab pusaka. Menyedihkan?! Sangat sodara! Saat semua manusia normal membentuk pulau di tanah kapuk, aku berubah wujud jadi kalong. Aku sangat kehilangan waktu tidurku.
2. Efek dari poin 1…NGANTUK di kelas! Aduuuh…ini nih godaan paling berat kala dosen mengajar terutama di pagi hari. Rasa-rasanya ada batu 2 kg tergantung di kelopak mataku.
3. Harus rela ketinggalan gosip artis! Aku keluar rumah sebelum jam tujuh pagi sementara infotainment kan maennya nanti jam setengah delapan. Gosipnya sudah out of date alias basi dari seminggu yang lalu baru aku tahu! Parah!
4. Waktu ‘jokka’ bareng teman dihapus sementara! Huhuhu…
5. Dan yang terakhir tapi yang paling menyedihkan dari semuanya. Aku harus kehilangan waktu ngumpul bareng papa mama. Ketemu sama mereka paling tiga jam di malam hari dan paginya hanya sekitar dua jam gitu. Gimana mau ngobrol bareng?!
Sebenarnya masih banyak sih tapi yang kutulis yang besar-besarnya saja. Jadi kebayang kan bagaimana perjuangan aku, kalian, dan kita sebagai mahasiswa! We have to be a success people one day!
Nah…saatnya balas dendam! Liburan selalu jadi ajang ‘balas dendam’ atas semua yang telah terlewatkan. Makan tidur kayak beruang, selonjoran di tempat tidur sambil baca novel, jokka kanan kiri, uh…pokoknya ‘BALAS DENDAM’!
Hubungan dengan sohib-sohibku—Ana dan Inun—pas SMA dulu juga membaik. Kita sempat lost contact selama kuliah. Sama-sama sibuk soalnya! Makanya momen liburan seperti ini, kami pakai untuk mengejar ketertinggalan itu. Perang sms gratisan di malam hari—yang kusebut sebagai waktu-waktu ajaib—yang isinya cuma cerita-cerita sepele sebenarnya tapi itulah yang kurindukan dari sebuah friendship. Cukuplah untuk membayar waktu yang hilang di antara kami. Aku sempat nonton bareng Ana film Eclipse. Uh…so miss them!
Tapi ada bagian lain dari liburan kali ini yang lebih menarik untuk ditulis.
Saat liburan otomatis teman-teman di kampus pada pulang kampong. Tidak seperti waktu di SMA yang sebagian besar adalah anak Makassar, teman-teman di kampus berasal dari berbagai daerah. Aku mengerti kenapa IPK (Indeks Pulang Kampung, red) mereka sangat tinggi. Jadinya aku gak punya teman jalan lagi deh. Untuk sekedar sms nanya kabar aja gak ada. Bahkan anak-anak Juvenile Famz tidak! Aku tiba-tiba jadi ngerasa kesepian aja. Ternyata hampir setahun di ‘keluarga’ yang sama tidak lantas membuat kami keep contact.
Jujur…aku bukan tipe orang yang bisa akrab dengan siapa saja tanpa kenal betul dengan orang itu. Aku butuh teman yang lebih dari sekedar teman biasa. Aku butuh sebuah ‘keluarga’. Dan secara kebetulan, Kak Jojo, Joan, Jane, Joli, dan Jani yang mau menerimaku sebagai anggota keluarga mereka dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Makanya Juvenile Famz bisa ada kayak sekarang. Tapi yah itulah…aku kadang menjadi sangat tergantung dengan kehadiran mereka di sekitarku. Gak ada mereka aku jadi merasa sendiri. Langit tiba-tiba mendung walaupun di luar matahari bersinar tanpa ampun. Aku jadi ingat dengan perkataan salah seorang temanku begini ‘Ah, gak ada geng-geng’ waktu liburan angkatan di Tanjung Bayang. Kebetulan waktu itu hanya aku yang bisa hadir karena anak-anak Juvenile yang lain pada pulang kampung. Saat awal kedatangan kami di Tanjung Bayang, aku benar-benar ngerasa kesepian. Mungkin mukaku sangat merana, makanya temanku itu sampai berkata kayak gitu. Tapi aku mau menegaskan kalo Juvenile Famz tidak dibentuk dengan tujuan membatasi ruang gerak pertemanan kami. TIDAK SAMA SEKALI! Dan ini bukan geng atau apalah seperti kata temanku tadi. Juvenile itu sebuah ‘keluarga’!
Ternyata semuanya membawa hikmah! Anak-anak Juvenile tidak ada tidak berarti aku tidak bisa berteman dengan yang lain. Walaupun sulit, tapi aku buktikan kalau Juvenile tidak membatasiku! Sekarang aku punya teman baru—teman yang lebih dari teman biasa menurutku. Awalnya dari minjem novel Breaking Dawn-nya sampai punya panggilan masing-masing. Yah…namanya Hayyu Sitoresmi. Dia teman sekelas aku juga sih di kampus. Tapi aku gak begitu akrab dengan dia…dulu. Hayyu tuh maniak sms! Sumpah…sampai pamit mau bobok pun smsku masih dibalas. Hebat! Aku sering perang sms sama dia. Ada-ada saja yang dicerita. Mulai dari film sampai band-band luar. Dan secara kebetulan pula, kami nyambung soal itu. Aku seperti menemukan kembali teman SMAku yang hilang. Selain itu dosen PA kami sama. Makanya akhir-akhir ini kami berjuang bersama berburu tandatangan. Haha…sial together katanya! Namanya pun sudah kuubah jadi Ngeek! Soalnya kalo lagi kesel smsnya ada ‘Ngeek Ngeek’nya gitu! Sekalian aja namanya jadi Ngeek, haha.
Oh iya, Ngeek tuh manusia ajaib! Bertanya apapun yang terlintas di kepalanya saat itu! Ngeek pernah sms ‘Eh…Christina Aguilera udah nikah blom?’. Yah aku jawab aja… ‘Maap ya, aku gak diundang tuh pas dia nikah’. Atau ‘Apa bahasa Inggrisnya tukang cukur? Kulupai…’ Wah si Ngeek bener-bener nih!
Tapi overall si Ngeek asik anaknya! Cukup menghiburku selama liburan. Hahaha…hidup Ngeek!
Ngeek…thanks yah!
Cinta Suci Zahrana
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar